?>

Pendidikan Selaras Tujuan Penciptaan

Manusia adalah makhluk berakal yang memiliki rasa keingintahuan yang besar. Rasa keingintahuan itulah yang menggerakan berkembangnya ilmu pengetahuan dan majunya peradaban saat ini. Akan tetapi dengan kemajuan ilmu pengetahuan adan teknologi saat ini manusia belum menjawab pertanyaan-pertanya filosofis tentang dirinya : mengapa saya terlempar di dunia ini, siapa yang menciptakan saya, apa tugas saya di muka bumi, apakah ada kehidupan setelah kematian dan pertanyaan lainnya tentang dirinya. 

Salah satu ilmuan barat Alexis Carrel menulis buku berjudul “Man, The Unknown” dimana ia berusaha menguraikan secara komperhensif apa yang diketahui, dan yang lebih penting apa yang tidak diketahui  dari tubuh manusia dan kehidupan manusia. Sayyid Qutb dalam bukunya “Al Islam wa Musykilaat Al Hadarah” mengomentari apa yang di tulis oleh Alexis Carrel dalam bukunya -Man, The Unknown- “Dan kenyataan ilmiah -dalam pemaparan Alexis- bawasannya manusia adalah makhluk yang tidak bisa difahami apa tugasnya di bumi, dan apa tujuannya adalah hasil yang tidak mengagetkan” kemudian Sayyid Qutb menjelaskan “Dan Islam menjelaskan bawasannya tugas manusia adalah memakmurkan bumi, menggunkan sumber daya alamnya……….., dan Islam juga meletakan aturan hidup untuk manusia, tidak menyerahkannya aturan ini kepada manusia, manusia diberi kekuatan dan ilmu untuk memanfaatkan sumber daya bumi akan tetapi tidak diberi kekuatan untuk mengetahui siapa dirinya”.[1]

Allah SWT melalui Al Qur’an memberikan petunjuk kepada hambanya dan menjelaskan apa tujuan pencipta’an dan apa tugasnya dimuka bumi, Allah SWT menjelaskan tujuan diciptakannya manusia adalah  :

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ (56)

“Dan tidaklah Aku ciptakan jinn dan manusia kecuali untuk beribadah kepadaku.”

(Q.S. Adz Dzariyat: 56)

Artinya segala apa yang dikerjakan manusia bernilai ibadah jika diniatkan sebagai bentuk ketundukan kepada Allah SWT, seorang Bapa yang berangkat kerja untuk menafkahi keluaraganya dan  diniatkan sebagai bentuk ketundukan kepada Allah SWT maka kerjanya  adalah ibadah, seorang pelajar pergi ke kampus untuk belajar jika diniatkan sebagai ketundukan kepada Allah SWT maka belajarnya adalah ibadah, begitupun semua amal yang kita lakukan.

Dan Allah SWT mengabarkan apa tugas dan misi manusia di muka bumi :

وَهُوَ الذي جَعَلَكُمْ خَلاَئِفَ الأرض (الأنعام :165)

“Dan Dia lah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi.”

(Q.S. Al Baqarah: 30)

Raghib Al Ashfahaani menerjemahkan kata Khalifah : “Pengganti bagi yang lain, karena tiadanya yang digantikan disebabkan karena kematian, lemah atau kemuliaan yang diberikan oleh yang mewakilkan” inilah yang dimaksud dalam surat Al An’am ayat 165 -surat di atas-.[2]

Ibnu katsir menafsirkan ayat di atas : “Allah jadikan kamu sekalian agar memakmurkan bumi dari generasi ke generasi”[3]

Dari penjabaran di atas dapat disimpulkan Khalifah adalah wakil Allah SWT di bumi yang diperintahkan oleh Allah SWT untuk memakmurkannya, dan untuk mengemban amanah ini Allah tundukan langit dan bumi untuk dipelajari dan dimanfaatkan untuk dimakmurkan, Allah SWT berfirman :

هُوَ أَنْشَأَكُمْ مِنَ الْأَرْضِ وَاسْتَعْمَرَكُمْ فِيهَا فَاسْتَغْفِرُوهُ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ  (هود: 61)

“Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya.”

(Q.S. Hud: 61)

أَلَمْ تَرَوْا أَنَّ اللَّهَ سَخَّرَ لَكُم مَّا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ وَأَسْبَغَ عَلَيْكُمْ نِعَمَهُ ظَاهِرَةً وَبَاطِنَةً   (لقمان:20)

“Tidakkah kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah menundukkan untuk (kepentingan)mu apa yang di langit dan apa yang di bumi dan menyempurnakan untukmu ni’mat-Nya lahir dan batin.”

(Q.S. Hud: 20)

Artinya pendidikan yang baik adalah pendidikan yang menyadarkan anak akan tujuan penciptaanya, apa tugasnya di bumi ini, dan kehidupan setelah kehidupan dunia dimana amal akan dihisab di niliai dan diberi ganjaran sesuai sejauh mana ia menjalankan tugasnya di muka bumi.

Semoga Allah SWT membimbing para orang tua dan lembaga pendidikan di Indonesia khususnya dan seluruh ummat Islam agar dapat mendidik generasi yang paham akan tujuan dan tugas hidupnya. Aamiin yaa rabbal aalamiin.

Sumber:

[1] Sayyid Qutb,  Al Islam wa Musykilaat Al hadhoroh, Kairo: Daar Assyuruq, 2005, hal.25

[2] Arraaghib Al Ashfahaani, Mufradaat Alfaazh Al Qur’an, Damaskus: Daar Al Qalaam, 2009, Hal.694

[3] Bin Katsir, Abul Fida Ismai’il bin Umar, Tafsir Al Qur’an AL Azhim, Suriah: Daar Al Fikri, 1994, Juz 2, hal.244

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *