Book Appointment Now

Ulasan Buku Insecurity is My Middle Name oleh Shafa Salsabila
- On
- InBulan Literasi
Setiap orang pasti pernah mengalami insecure, sebuah perasaan cemas atau tidak aman yang terkadang membuat kita tidak percaya diri atau bahkan cemburu dengan pencapaian orang lain. Selama kita hidup, pasti ada masa ketika diri ini sibuk menambah beban di kepala dengan pemikiran takut tertinggal. Padahal, hidup bukan lomba maraton, bukan tentang siapa yang sampai duluan di garis finish; tidak ada pemenang, dan bahkan dari awal tidak ada pemenang.
Dalam buku Insecurity is My Middle Name ini, penulis membahas mengenai berbagai macam insecurity yang sering kita rasakan dalam kehidupan, termasuk mengenali rasa insecure tersebut. Tingkat insecure yang tinggi membuat kita sulit melakukan aktivitas dan merasa kurang percaya diri. Maka, dengan ini kita akan menemukan solusi untuk mengatasi semua itu dengan sebuah motivasi untuk menjadi versi terbaik dari diri kita.
Buku ini akan membawa pembaca memandang dunia yang awalnya penuh dengan masalah, namun pada akhirnya masalah tersebut pasti mampu untuk dilalui. Pada lembar pertama, dimulai dengan membahas insecurity tentang fisik dan kecantikan, pembaca juga diajak untuk memahami tentang mindset insecurity dan tips berdamai dengan diri sendiri. Terdapat ayat Al-Qur’an dan hadits untuk menyingkapi setiap lembaran penulisannya. Buku ini akan menemani dan membuka wawasan atau cara pandang pembaca tentang beberapa sikap yang sebaiknya perlu diperbaiki.
“It takes forever to be comfortable with who you really are,” kata penulis. Jadi jangan khawatir jika kita masih insecure dengan diri sendiri. Tapi, jangan jadikan insecurity kita sebagai penghalang untuk maju. Insecurity justru bisa dijadikan sebagai motivasi diri untuk membuat diri menjadi lebih baik. Misal, kita merasa bahwa pencapaian kita tidak sebaik orang lain. Bukan berarti kita hanya bisa diam dan menunggu saja, kan? Sebaiknya kita tetap melakukan yang terbaik bagi diri sendiri karena hidup memang penuh dengan perjuangan.
Buku ini juga menjadi solusi untuk melakukan aktivitas yang bermanfaat. Misalnya, kita bisa memanfaatkan media sosial untuk mengembangkan skill. Contoh skill dasar yang penting di era digital adalah: menulis, mendesain, pemasaran, pemrograman, video editing, dan kemampuan berbahasa asing. Tidak perlu menguasai semua, hanya satu pun tidak masalah. Dalam mengembangkan skill ini, kita harus mau bersabar dengan perjuangan, harus mau kepayahan, dan harus konsisten. Try everything you can try, tak ada salahnya kita mencoba. Jatuh bangun adalah hal yang sudah biasa.
Bukan sekadar kata-kata motivasi yang sangat membantu kita menerima berbagai kekurangan dan menepis ketidakpuasan yang kita miliki dalam hidup. Melainkan disampaikan pula inspirasi yang berasal dari pengalaman penulis yang disajikan dalam Islamic world view, sehingga mampu menunjukkan hikmah Allah dari setiap karunia-Nya, baik yang kita syukuri maupun yang belum kita syukuri karena belum mengetahui kebaikan di balik setiap pemberian-Nya.
Hal menarik lainnya adalah Islamic world view yang begitu natural membaur dengan setiap untaian kata dalam ulasan topik yang disajikan. Di dalamnya juga terdapat motivasi untuk mengikuti nasihat utama yang berpegang teguh pada Al-Qur’an dan sunah serta pemahaman salafus salih. Tidak lupa penulis menyertakan kutipan dalil yang sesuai dengan pembahasan yang mampu membuat hati pembaca menjadi lebih tentram.
See, terkadang insecurity kita tidak selalu buruk. Kadang insecurity yang membuat kita bergerak. Insecurity juga bisa jadi trigger motivasi awal. Lihat teman yang taat beribadah kepada Allah, kita merasa, “Duh, dia taat banget, pengen deh kayak dia.” Lalu, bermula dari situ, kita mencari cara untuk berbenah diri, mendekatkan diri kepada Allah. Kalau kita tidak pernah punya insecurity, mungkin kita akan gini-gini saja, tidak ada perkembangan. Jadi, kita butuh sedikit insecurity sebagai penggerak awal. Tapi, jangan lah kita hanya mau bergerak karena insecurity.
Ini akan sangat melelahkan, rutinitas yang sama setiap harinya tanpa tahu kapan akan berhasil. Tetapi daripada tidak melakukan apa pun sama sekali, lebih baik melakukan sesuatu yang mungkin bisa jadi something good for our future. Jangan biarkan rasa malas itu mengalahkanmu. Kita lebih besar dari rasa menyerah.
Newsletter Updates
Enter your email address below and subscribe to our newsletter